Bagaimana kalau bumi bukan bulat tapi segi empat,
Bagaimana kalau lagu Indonesia Raya kita rubah, dan kepada Koes Plus kita beri mandat,
Bagaimana kalau ibukota Amerika Hanoi, dan ibukota Indonesia Monaco,
Bagaimana kalau malam nanti jam sebelas, salju turun di Gunung Sahari,
Bagaimana kalau bisa dibuktikan bahwa Ali Murtopo, Ali Sadikin
dan Ali Wardhana ternyata pengarang-pengarang lagu pop,
Bagaimana kalau hutang-hutang Indonesia dibayar dengan pementasan Rendra,
Bagaimana kalau pemerintah diizinkan protes dan rakyat kecil mempertimbangkan protes itu,
Bagaimana kalau kesenian dihentikan saja sampai di sini dan kita pelihara ternak sebagai pengganti
Bagaimana kalau sampai waktunya kita tidak perlu bertanya bagaimana lagi.
Bagaimana kalau lagu Indonesia Raya kita rubah, dan kepada Koes Plus kita beri mandat,
Bagaimana kalau ibukota Amerika Hanoi, dan ibukota Indonesia Monaco,
Bagaimana kalau malam nanti jam sebelas, salju turun di Gunung Sahari,
Bagaimana kalau bisa dibuktikan bahwa Ali Murtopo, Ali Sadikin
dan Ali Wardhana ternyata pengarang-pengarang lagu pop,
Bagaimana kalau hutang-hutang Indonesia dibayar dengan pementasan Rendra,
Bagaimana kalau segala yang kita angankan terjadi, dan segala yang terjadi
pernah kita rancangkan,
Bagaimana kalau akustik dunia jadi sedemikian sempurnanya sehingga di kamar
tidur kau dengar deru bom Vietnam, gemersik sejuta kaki pengungsi, gemuruh banjir
dan gempa bumi sera suara-suara percintaan anak muda, juga bunyi industri
presisi dan margasatwa Afrika,Bagaimana kalau pemerintah diizinkan protes dan rakyat kecil mempertimbangkan protes itu,
Bagaimana kalau kesenian dihentikan saja sampai di sini dan kita pelihara ternak sebagai pengganti
Bagaimana kalau sampai waktunya kita tidak perlu bertanya bagaimana lagi.
No comments:
Post a Comment