Saturday, December 14, 2013

Syntaxis - Kesalahan Sintaksis Pada Artikel Solusi Tempat Mencari Magang dan Berkarir Bagi Kawula Muda dalam Surat Kabar Lampu Hijau Edisi 11 Oktober 2013

Kesalahan Sintaksis Pada Artikel Solusi Tempat Mencari Magang dan Berkarir Bagi Kawula Muda dalam Surat Kabar Lampu Hijau Edisi 11 Oktober 2013



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Hambatan yang sering terjadi dalam proses komunikasi salah satunya adalah kurangnya keterampilan berbahasa. Kurangnya keterampilan berbahasa itu antara lain disebabkan oleh kesalahan-kesalahan berbahasa. Kesalahan-kesalahan berbahasa ini menyebabkan terjadinya kekeliruan arti atau maksud bahasa yang dituliskan, kecuali dalam hal pemakaian bahasa secara khusus seperti dalam lawak, jenis iklan tertentu, serta dalam puisi, kadang-kadang kesalahan berbahasa sengaja dibuat atau disadari oleh penutur untuk mencapai hasil tertentu sepeti lucu dan  menarik perhatian pembaca.
Menurut Effendy (1993: 241), surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca. Melihat definisi yang telah
dikemukakan oleh Effendy, Lampu Hijau termasuk surat kabar karena memenuhi persyaratan tersebut. Namun, penulisan kalimat dalam surat kabar tersebut tampaknya kurang diperhatikan, seperti dalam edisi 11 Oktober 2013, khususnya dalam sebuah artikel yang berjudul Solusi Mencari Tempat Magang & Berkarirs Bagi Kawula Muda. Dalam artikel tersebut ditemukan banyak kesalahan sintaksis, seperti penggunaan kalimat yang kurang efektif, dan penulisan kata bahasa asing yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Media cetak seperti surat kabar merupakan bacaan yang dibaca oleh masyarakat luas, seharusnya menggunakan bahasa yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) agar dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. 

            Alasan memilih artikel Solusi Mencari Tempat Magang & Berkarir Bagi Kawula Muda dalam surat kabar Lampu Hijau edisi 11 oktober 2013 sebagai bahan penelitian, karena berdasarkan artikel yang pernah dibaca oleh penulis, artikel tersebutlah yang memiliki banyak kesalahan sintaksis.  Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti melakukan penelitian dengan judul Kesalahan Sintaksis pada Artikel Solusi Tempat Mencari Magang dan Berkarir Bagi Kawula Muda dalam Surat Kabar Lampu Hijau Edisi 11 Oktober 2013.

1.2 Fokus Penelitian
Dalam kesalahan berbahasa tataran morfologi terdapat 3 bidang kesalahan yaitu bidang frasa, klausa dan kalimat. Penelitian ini akan memfokuskan analisis kesalahan berbahasa tataran sintaksis pada kesalahan bidang frasa dan kalimat pada artikel Solusi Mencari Tempat Magang & Berkarir Bagi Kawula Muda dalam surat kabar Lampu Hijau edisi 11 Oktober 2013.

1.3  Rumusan Masalah
      Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang masalah di atas, maka peneliti perlu mengajukan beberapa pertanyaan dalam penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah deskripsi kesalahan frasa dalam tataran sintaksis pada artikel Solusi Mencari Tempat Magang & Berkarir Bagi Kawula Muda dalam surat kabar Lampu Hijau edisi 11 Oktober 2013?
  2. Bagaimanakah deskripsi kesalahan kalimat dalam tataran sintaksis pada artikel Solusi Mencari Tempat Magang & Berkarir Bagi Kawula Muda dalam surat kabar Lampu Hijau edisi 11 Oktober 2013.

1.4               Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
  1. Mendeskripsikan kesalahan frasa dalam tataran sintaksis pada artikel Solusi Mencari Tempat Magang & Berkarir Bagi Kawula Muda dalam surat kabar Lampu Hijau edisi 11 Oktober 2013?
  2. Mendeskripsikan deskripsi kesalahan kalimat dalam tataran sintaksis pada artikel Solusi Mencari Tempat Magang & Berkarir Bagi Kawula Muda dalam surat kabar Lampu Hijau edisi 11 Oktober 2013.

1.4  Manfaat Penelitian
            Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
  1. Manfaat teoritis
  1. Hasil pembahasan ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan, khususnya dalam analisis kesalahan berbahasa pada surat kabar.
  2. Memberi pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca yang terkait guna dijadikan acuan atau referensi pada masa yang akan datang.

  1. Manfaat praktis
Bagi pembaca penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan akan analisis kesalahan pada tataran sintaksis.






















BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kesalahan Sintaksis
Pateda (1989: 58) mengatakan bahwa kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan pada daerah morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata. Itu sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan, misalnya dengan kalimat yang berstruktur tidak baku, kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak jelas, diksi yang tidak tepat yang membentuk kalimat, kontaminasi kalimat, koherensi, pemborosan kata, kata serapan yang digunakan dalam kalimat dan logika kalimat
            Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frase, klausa dan kalimat. Analisis kesalahan dalam bidang sintaksis ini menyangkut urutan kata, kepaduan susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika kalimat.
2.1.1 Kesalahan pada bidang frase
            Kesalahan berbahasa yang berbahasa dalam bidang sintaksis khususnya segi frasa, antara lain sebagai berikut:
a.      Penggunaan kata depan tidak tepat, contoh: Di masa itu, seharusnya pada masa itu
b.      Penyusunan frasa yang salah struktur, contohnya:
- Belajar sudah, seharusnya sudah belajar
- Habis sudah, seharusnya sudah habis
c.       Penambahan ‘yang’ dalam frasa benda, contoh Guru yang profesional, seharusnya guru profesional
d.      Penambahan kata dari dari atau tentang dalam frasa benda, contoh Cerita tentang anak jalanan, seharusnya cerita anak jalanan.

1.1.2        Kesalahan bidang klausa
            Kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis khususnya segi klausa, terjadi adanya preposisi di anatra kata kerja dan objeknya dalam klausa aktif, contohnya: Rakyat mencintai akan pemimpin yang jujur, seharusnya kalimat tersebut menjadi rakyat mencintai pemimpin yang jujur.



2.1.3        Kesalahan dalam bidang kalimat
     Kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis khususnya dari segi kalimat, antara lain sebagai berikut.
a.       Penyusunan kalimat yang terpengaruh pada struktur bahasa daerah.
      Berbahasa Indonesia dalam situasi resmi kadang-kadang tanpa disadari menerapkan struktur bahasa daerah, seperti Amin pergi ke rumahnya Rudi. Kalimat terpengaruh struktur bahasa daerah karena kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi Amin pergi ke rumah Rudi.

b.      Penggunaan kalimat yang tidak logis
Contoh: Buku itu membahas peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar
Kalimat tersebut tidak logis karena tidak mungkin buku memunyai kemampuan membahas peningkatan mutu Sekolah Dasar. Oleh karena itu, kalimat tersebut diperbaiki menjadi Dalam buku itu dibahas tentang pendidikan mutu di Sekolah Dasar.

c.       Penggunaan istilah asing
                        Penggunaan bahasa Indonesia yang memiliki kemahiran menggunakan        bahasa asing tertentu sering menyelipkan istilah asing dalam pembicaraan atau     tulisannya. Kemungkinannya adalah pemakai bahasa itu ingin memperagakan          kebolehannya atau bahkan ingin memperlihatkan kesarjanaannya atau             keintelektualannya pada khalayak. Padahal kita tidak boleh memcampuradukkan   bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
            Contoh salah:
  • At last, semacam task force perlu dibentuk dahulu untuk job ini.
  • Kita segera menyusun project proposal dan sekaligus budgeting-nya.
            pembenaran:
  • Akhirnya, semacam satuan tugas perlu dibentuk dahulu untuk pekerjaan ini.
  • Kita segera menyusun rancangan kegiatan dan sekaligus rancangan biayanya.




2.2 Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan kembali gagasan atau fikiran pada diri pendengar atau pembaca seperti yang apa yang ada dalam benak atau fikiran penulisnya. Kalimat efektif mempunyai ciri sebagai berikut: kesepadanan struktur, kepararelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
1)      kesepadanan struktur adalah keseimbangan antara gagasan atau pikiran dan struktur bahasa yang digunakan. Contoh:
·         saya saling memaafkan
·         mereka saling memaafkan
2)      kepararelan bentuk adalah kesamaan atau keparalelan bentuk kata atau frasa yang digunakan dalam sebuah kalimat. Contoh:
·         harga BBM minggu ini segera dibakukan dan kenaikan secara luwes
·         harga BBM minggu ini segera dibakukan dan dinaikan secara luwes
3)      ketegasan makna adalah perlakuan penonjolan pada gagasan pokok kalimat tersebut.
·         Dialah pelaku pembunuhan 7 gadis disurabaya tahun lalu
            Partikel “lah” adalah penegas makna.
4)      Kehematan kata artinya jika tuturan harus dibuat pendek kenapa harus dibuat panjang, sebaliknya jika memang tuturan pendek dengan tuturan dipotong ternyata tidak didapatkan tuturan yang efektif untuk menyampaikan pesan tentu saja bentuk tuturan diperbolehkan dalam bentuk sedikit lebih panjang. Contoh:
·         Bunga mawar
·         Mawar
5)      Kecermatan dan kesantunan adalah kehati-hatian dalam menyusun kalimat dan bentuk-bentuk kebahasaan yang memiliki tafsir ambigu. Contoh:
·         Yang diceritakan buku itu menceritakan para putri raja
·         Buku itu menceritakan para putri raja
6)      Kepaduan makna  adalah bentuk kebahasaan yang bersatu (tidak bertele-tele). Contohnya:
·         Kita harus memperhatikan daripada kehendak rakyat
·         Kita harus memperhatikan kehendak rakyat
7)      Kelogisan makna adalah kalimat yang logis artinya kalimat yang ide atau gagasannya sejalan dengan akal dan nalar yang benar dan berlaku universal. Contohnya:
·         Kepada bapak direktur waktu dan tempat dipersilahkan
·         Bapak direktur waktu dan tempat dipersilahkan




























BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010: 203). Dalam mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan metode kualitatif. Menurut Subroto (Satrianugroho, 2011: 28), metode kualitatif merupakan metode pengkajian atau metode penelitian terhadap suatu masalah yang tidak dirangsang menggunakan prosedur statistik. Metode ini bersifat deskriptif sehingga data yang digunakan berupa satuan bahasa.
Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data penelitian berbentuk kata-kata sehingga tidak memerlukan prosedur statistik. Selain itu, tujuan penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi data sehingga sesuai untuk menjawab masalah dalam pertanyaan penelitian.Data-data yang dideskripsikan dalam penelitian ini yaitu kesalahan sintaksis pada artikel solusi tempat mencari magang dan berkarir bagi kawula muda dalam surat kabar lampu hijau edisi 11 oktober 2013.



3.2 Teknik Penelitian
      Teknik penelitian yang digunakan dalam analisis ini yaitu:
1.      Teknik pengumpulan data ialah megumpulkan data yang akan dianalisis. Kemudian, melakukan teknik simak catat, yaitu menyimak isi sumber data lalu mencatat kesalahan-kesalahan yang terdapat pada sumber data yang akan dijadikan data penelitian.
2.      Teknik analisis data terdiri dari data dan sumber data. Data dalam analisis ini yaitu artikel Solusi Tempat Mencari Magang dan Berkarir Bagi Kawula Muda dalam rubrik ekonomi. Sedangkan, sumber data dalam analisis adalah surat kabar Lampu Hijau edisi 11 Oktober 2013.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

            Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan oleh penulis, maka di dapatlah hasil analisis pada artikel Solusi Tempat Mencari Magang dan Berkarir Bagi Kawula Muda dalam Surat Kabar Lampu Hijau edisi 11 Oktober 2013. Jenis kesalahan sintaksis yang ada dalam artikel berita tersebut sebagai berikut.

1.      Kesalahan pada Bidang Frase
·         Penyusunan struktur frasa yang salah
            Data 1  :
Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai portal pencari kerja nomor satu di Tanah Air, jobsDB memiliki lebih dari 35 ribu lowongan yang tersedia setiap harinya dan lebih 3 juta data pencari kerja, seta 52% data perusahaan besar. (Paragraf ke-5)
            Analisis:
            Dalam paragraf ke-5 terdapat penyusunan struktur frasa yang salah: lebih 3 juta data pencari kerja seharusnya 3 juta lebih data pencari kerja. Selain itu, penulisan bahasa asing seharusnya dimiringkan jika letaknya berada satu kalimat dengan bahasa Indonesia, seperti jobs seharusnya jobs.

2.      Kalimat tidak efektif.
·         Pemborosan kata
            Data 2 :
Program online dapat dinikmati oleh seluruh pelanggan Telkomsel se-Indonesia dengan melakukan akses ke www.telkomsel .com/passport, dimana pelanggan dapat melakukan registrasi terlebih dahulu dengan menukarkan 5 poin Telkomsel dengan cara ketik JOBS kirim ke 777 atau mengaktifkan produk simPATI loop. (Paragraf ke-2)
            Analisis :
Program online dapat dinikmati oleh seluruh pelanggan Telkomsel se-Indonesia dengan mengakses www.telkomsel.com/passport, pelanggan dapat melakukan registrasi dengan menukarkan 5 poin Telkomsel, caranya ketik JOBS korim ke 7777 atau mengaktifkan produk simPATI loop.
            Kehematan kata diperlukan dalam menulis sebuah kalimat, Kehematan kata artinya jika tuturan harus dibuat pendek kenapa harus dibuat panjang,. Dalam paragraf ke-3 terdapat pemborosan kata yang seharusnya dihilangkan yaitu kata : melakukan akses dapat ditulis menjadi mengakses, dengan cara dapat diganti menjadi caranya, dan kata dimana, terlebih dahulu dihilangkan.
3.      Penggunaan istilah asing
            Data 3  :
 “Tekhnologi yang sudah semakin maju serta akses internet yang semakin baik seharusnya membuat para fresh graduates mulai meninggalkan job fair yang konvensional, karena pastinya lebih nyaman, aman dan tidak dipungut biaya,” tambah Ariadi Anaya, Managing Director jobs DB Indonesia.
            Analisis :
Seharusnya menjadi: “Teknologi yang semakin maju serta akses internet yang semakin baik, seharusnya membuat para Lulusan mulai meninggalkan Lowongan Kerja yang konvensional, karena jobs DB lebih nyaman, aman dan tidak dipungut biaya,” tambah Ariadi Anaya, meneger direktur  jobs DB Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia yang memiliki kemahiran menggunakan bahasa asing tertentu sering menyelipkan istilah asing dalam pembicaraan atau tulisannya. Padahal kita tidak boleh memcampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
            Data 4 : 
“Dengan berbagai latar belakang dan segala kredibilitasnya, Telkomsel berharap kerjasama dengan jobsDB ini juga akan menjadi new excellect experience bagi pelanggan kami, terutama dikalangan mahasiswa dan alumni.” terang Derrick menambahkan. (Paragraf ke-6)
            Analisis :
“Dengan berbagai latar belakang dan segala kredibilitasnya, Telkomsel berharap kerjasama dengan pekerjaan DB ini juga akan menjadi mempunyai pengalaman baru yang bagus bagi pelanggan kami, terutama di kalangan mahasiswa dan alumni,” terang Derrick menambahkan.
            Penggunaan bahasa Indonesia yang memiliki kemahiran menggunakan bahasa asing tertentu sering menyelipkan istilah asing dalam pembicaraan atau tulisannya. Padahal kita tidak boleh memcampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing.

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa jenis kesalahan sintaksis yang terdapat pada artikel Solusi Mencari Tempat Magang & Berkarir Bagi Kawula Muda dalam surat kabar Lampu Hijau edisi 11 Oktober 2013 terdapat dua jenis kesalahan. Pertama, kesalahan dalam bidang frase terdapat 1 data, yaitu: penyusunan struktur frasa yang salah. Kedua, penulisan kalimat yang tidak efektif terdapat 3 data, yaitu 1 data pemborosan kata dan 2 data penulisan bahasa asing yang tidak tepat.














Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah
Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Analisis Kalimat. Bandung: Refika Aditama
Rahardi, Kunjana. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang. Jakarta: Erlangga

Sumber Internet


No comments: