Oleh: Ratna Dewi, S,Pd. (SRB Provinsi Banten 2022)
ASAL VIRUS PEMBATIK
Level 1, 2, dan 3 dalam kegiatan PembaTIK (Pembelajaran berbasis TIK)
yang diselenggarakan oleh kemdikbudristek melalui laman simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/ telah saya lalui. Memasuki level 4
ini, PembaTIK memiliki tema yaitu berbagi dan berkolaborasi. Ketika mendengar kata
tersebut, saya menyadari bahwa inilah saatnya bagi saya untuk berbagi ilmu yang
saya miliki kepada orang-orang di sekitar saya. Saya seolah mendapatkan misi
yang besar dari kegiatan pelatihan PembaTIK ini. Misi ini sangat menantang
karena telah menyeret saya untuk keluar dari zona nyaman yang semula hanya
sebagai ‘penyimak yang baik’ kini harus mampu berbicara di depan banyak orang untuk
menyebarkan virus kebaikan yaitu tentang implementasi praktik baik saya di
kelas, manfaat portal Rumah Belajar dan PMM dalam kegiatan pembelajaran, serta mengajak
bapak/ibu guru di Kota Cilegon turut serta meningkatkan kemampuan TIK melalui pelatihan
PembaTIK tahun depan.
SOLE,
RUMBEL, PMM, DAN KUE GIPANG
Model pembelajaran SOLE (Self, Organized, Learning, Environment) saya pilih untuk diimplementasikan dalam pembelajaran struktur teks prosedur di kelas 7 SMP. Model pembelajaran SOLE menjadi alternatif kegiatan pembelajaran yang akan menyadarkan peserta didik bahwa mereka mampu belajar secara mandiri dalam mencari jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh guru di kelas. Dalam hal ini, peserta didik dapat mengeksplor dan menginvestigasi dari berbagai sumber dengan memanfaatkan gawai yang dimilikinya.
Gambar 1. Sintaks SOLE
Dalam kegiatan pembelajaran ini, saya memanfaatkan portal Rumah Belajar
yaitu fitur Sumber Belajar. Peserta didik mencari video pembelajaran tentang
Struktur teks prosedur.
Gambar 2.
Pencarian materi video pembelajaran di fitur Sumber Belajar
Mereka menyimak dan belajar untuk memahami apa itu stuktur teks prosedur?
Bagaimana penerapannya ke dalam sebuah teks? Disela-sela kegiatan tersebut,
saya membuka Platform Merdeka Mengajar (PMM), fitur perangkat ajar untuk mengunduh bahan ajar tentang struktur teks prosedur. Kemudian, membagikannya melalui WA
Group. Setelah menyimak video materi pembelajaran, mereka membaca dengan
seksama tentang bahan ajar yang saya bagikan.
Ada beberapa peserta didik yang bertanya untuk meyakinkan pemahaman
mereka tentang materi itu. Saya senang dengan reaksi mereka. Lalu, saya jawab
dengan menjelaskannya secara umum saja, karena nanti di akhir pembelajaran akan
ada sesi evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran. Selain itu, saya ingin
agar mereka menjadi penasaran dan mencari tahu lebih lanjut secara mandiri
melalui gawainya masing-masing.
Pembelajaran struktur teks prosedur ini saya integrasikan dengan
kearifan lokal makanan khas Provinsi Banten yaitu kue gipang. Seluruh peserta
didik yang ada di kelas pada saat itu sudah tidak asing dengan bentuk dan rasa
kue gipang karena di daerah Kota Cilegon, makanan ini seperti makanan wajib
saat perayaan hari raya idul fitri. Suasana tak lengkap rasanya tanpa gipang.
Proses pembuatan gipang kurang familiar di kalangan anak muda zaman
now. Hal ini terlihat saat kegiatan apersepsi, hanya ada beberapa peserta
didik yang mengetahui proses pembuatan gipang. Oleh karena itu, untuk
mengkonkretkan pemahaman mereka, saya menugaskan agar mereka mencari tahu
tentang cara pembuatan gipang yang dapat diakses dalam bentuk artikel melalui google
maupun video di youtube.
https://www.youtube.com/watch?v=1qtdSqTa1q8
Gambar 3. Pembuatan Gipang Kekinian Khas Kota Cilegon
Setelah pemahaman peserta didik tentang struktur teks prosedur dan cara
membuat kue gipang sudah konkret, barulah mereka dapat mengerjakan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) yang saya berikan sebelumnya secara berkelompok.
Lihat video selengkapnya tentang kegiatan implementasi model pembelajaran SOLE dengan
memanfaatkan portal Rumah Belajar dan PMM serta terintegrasi dengan kearifan lokal
makanan khas Provinsi Banten yaitu kue gipang.
BERBAGI DENGAN KELUARGA BESAR
Bukankah ilmu harus dibagi meskipun hanya sedikit?
Berbekal
keyakinan tersebut, saya meminta ijin kepada ketua MGMP Bahasa Indonesia Kota
Cilegon sebagai tempat pertama untuk menyemai praktik baik saya tentang
implementasi model pembelajaran SOLE dengan memanfaatkan portal Rumah Belajar
dan PMM (Platform Merdeka Mengajar) di kelas 7 SMPN 4 Cilegon. Tak lupa saya
integrasikan pula dengan kearifan lokal Provinsi Banten, yaitu kue gipang.
MGMP Bahasa Indonesia Kota Cilegon merupakan keluarga besar saya dalam
menimba dan berbagi ilmu. Saya melaksanakan kegiatan berbagi pada hari Senin,
24 Oktober 2022, pukul 11.00 WIB, bertempat di SMP Negeri 1 Cilegon. Dalam
kegiatan tersebut hadir sejumlah 60 orang bapak/ ibu guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia dari berbagai SMP negeri dan swasta se-Kota Cilegon, serta dihadiri
oleh Ketua Sanggar MGMP Bahasa Indonesia Kota Cilegon.
Dalam kegiatan tersebut, saya dibantu oleh Bu Wulan yang juga merupakan SRB Provinsi Banten 2022. Beliau bertugas untuk menampilkan slide presentasi di laptop saya. Bu Wulan sudah mendisiminasikan praktik baiknya di tempat ini minggu lalu. Kini tibalah giliran saya.
Puji syukur, alhamdulillah, kegiatan berbagi praktik baik berjalan dengan baik. Ada yang memberi saran dan semangat, baik secara langsung maupun melalui whatssapp atau komentar positif di youtube, ada pula yang mendo’akan dengan tulus semoga kegiatan PembaTIK di kalangan para guru di Kota Cilegon dapat menjadi budaya untuk terus belajar dan akrab dengan TIK karena kita telah memasuki era 4.0, bahkan 5.0. Ajakan untuk mengikuti kegiatan PembaTIK juga saya utarakan agar rekan-rekan guru Bahasa Indonesia dapat memanfaatkan teknologi, salah satunya dengan menggunakan portal Rumah Belajar dalam kegiatan pembelajaran.
BERBAGI
HINGGA KE AKAR
Akar adalah cikal bakal sebuah pohon dapat tumbuh subur menjulang tinggi
ke langit. Akar dalam dunia pendidikan pada konteks ini adalah seorang
pemimpin, yaitu kepala sekolah. Setelah berbagi praktik baik di kegiatan MGMP
usai, saya langsung melaju ke Hotel Forbis Cilegon sebagai tempat berbagi saya
selanjutnya.
Audience saya kali ini adalah Kepala Sekolah Dasar
Negeri se-Kota Cilegon. Ada 149 orang kepala sekolah dasar negeri yang hadir di
sana. Saya mendapatkan jadwal pukul 15.00-16.00 WIB untuk sharing
tentang praktik baik yang saya lakukan di kelas, Informasi tentang Rumah
Belajar, pemanfaatan PMM dalam kegiatan pembelajaran, serta ajakan untuk mengikuti
kegiatan PembaTIK tahun depan untuk para guru di sekolahnya masing-masing.
Awalnya, saya merasa cukup deg-degan dan grogi, namun hal itu terlewati
seiring dengan berjalannya acara. Mereka
menyambut saya dengan hangat dan antusias. Hal ini terlihat saat selesai acara
di belakang panggung, para bapak/ibu kepala sekolah menanyakan tentang dirinya
yang tidak mendapatkan info untuk melaju ke level 4, ada pula yang bertanya
tentang bulan apa PembaTIK tahun depan dimulai, dan beberapa diantaranya ada
yang meminta file PPT yang saya presentasikan tadi.
Kegiatan berbagi ini terasa menyenangkan karena para kepala sekolah yang
duduk sebagai audience di sana, beberapa diantaranya adalah guru saya
dulu sewaktu SD. Senang dan haru rasanya bahwa kini saya dapat berdiri di
hadapan mereka. Peserta didik yang dulu ‘disuapi’ kini mau ‘berbagi’ di depan
panggung. ‘Reuni dadakan’ adalah kata yang tepat untuk menggambarkan peristiwa
saat itu.
Tanpa disadari, ada orang-orang di balik layar yang menjadi support system saya sehingga dapat membagikan praktik baik di Hotel Forbis yaitu kepala sekolah dan para wakasek. Sebelumnya, saya konsultasi dengan para wakasek dan kepala sekolah terkait tugas PembaTIK level 4 ini. Dari sana, saya mendapatkan informasi bahwa dinas akan mengadakan acara dalam waktu dekat.
Jadi, saya memberanikan diri untuk maju karena ini adalah momentum yang
tepat untuk menebarkan virus kebaikan. Tentu saja hal ini tidak berjalan mulus.
Karena ketua yang mengadakan kegiatan tersebut sedang ada kegiatan di tempat
lain, saya harus bolak-balik ke dinas untuk berkoordinasi, meminta ijin bergabung
dengan kegiatan tersebut. Alhamdulillah, bisa bertemu dengan ibu ketua dan hasilnya
berbuah manis.
BERBAGI DENGAN KELUARGA DI RUMAH
SMP Negeri 4 Cilegon adalah keluarga sekaligus rumah kedua bagi saya. Di
sanalah saya tumbuh dan mengeksplor berbagai hal tentang dunia pendidikan.
Saya merasa senang karena ini adalah pengalaman pertama saya dalam melakukan desiminasi
kepada rekan guru sejawat. Kegiatan pengimbasan tentang implementasi praktik baik
ini dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Oktober 2022 di ruang guru, pukul 10.25
WIB setelah jam istirahat pertama. Ada sekitar 35 orang yang terdiri dari guru,
wakasek, dan bapak kepala sekolah yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Mungkin fitur dalam Rumah Belajar yang saya gunakan dalam impelementasi saat
praktik baik bisa dibilang sederhana, yaitu hanya memanfaatkan fitur Sumber
Belajar (peserta didik menonton video pembelajaran). Tapi, dari sanalah kita
dapat mengulik banyak hal, sehingga muncul pertanyaan, “Ada fitur apa lagi
selain Sumber Belajar?” Lantas, saya perkenalkan mereka dengan fitur-fitur
lainnya, seperti Laboratorium Maya, Bank Soal, Kelas Maya, Wahana Jelajah
Angkasa, Blog Pena, Peta Budaya, dan laiinnya serta yang terbaru dari portal Rumah
Belajar yaitu Edugame dan Augmented Reality.
Kami mencoba fitur edugame. Saya memilih salah satu permainan
yaitu Fine the different. Dalam permainan tersebut, ada kalimat yang rumpang.
Karena pertanyaan tersebut muncul di dalam gua, pemain bertugas untuk mencari
jawaban di dalam dinding gua dengan cara mengarahkan lampu senter ke dalam
dinding gua tersebut. Ini menarik! Karena merupakan hal yang baru bagi saya dan
rekan-rekan guru.
Saya ingin agar mindset bapak/ ibu guru di sekolah dapat berubah bahwa game bisa menjadi kegiatan pembelajaran yang seru yakni sebagai ice breaking. Caranya, bapak/ ibu guru membawa laptop dan proyektor ke kelas. Kemudian, bermain game online melalui portal Rumah Belajar dengan para peserta didik. Tentu saja, game yang dimainkan harus ada kaitannya dengan pembelajaran sehingga setelah bermain, akan ada sesi evaluasi maupun tanya jawab terkait game atau materi yang akan dipelajari. Selain itu, game ini juga dapat diterapkan lebih jauh dengan menggunakan model pembelajaran Game Based Learing (GBL). Yuk, simak vlog kegiatan berbagi dan berkolaborasi saya selengkapnya di sini.
Pada akhirnya, PembaTIK level 4 ini telah menyadarkan saya bahwa kita harus mau dan berani berbagi sekecil apapun itu, serta berkolaborasi dengan guru lainnya dalam kegiatan pembelajaran.
Mari kita berkolaborasi dan bertransformasi menumbuhkan ekosistem
digital menuju merdeka belajar!
1 comment:
Semangat buu..
Post a Comment