Oleh Ratna Dewi Sartika
“Sebel deh, pagi ini enggak ada yang ngucapin selamat ulang tahun di hari ulang tahunku” kata Ririn dalam hati. Saat hendak berangkat ke sekolah, Ririn memasang wajah cemberut sambil melipat kedua tangannya di dada setelah bersalaman pada Ayah dan Ibu. “Kamu sedang enggak enak badan ya, sayang?” tanya ibu lembut.
“Aku baik-baik saja ko, Bu..” Ririn menjawab dengan tidak semangat.
“Hari ini kamu pulang jam berapa?” tanya Ayah. Tidak biasanya Ayah menanyakan hal itu pada Ririn.
“Jam 12 siang. Aku pulang agak telat, ada jadwal piket hari ini, Yah..” jawab Ririn pelan.
“Ayo, Rin kita berangkat. Takut telat!” ajak kakak Ririn.
Ririn mempunyai seorang kakak laki-laki, namanya Alam. Kak Alam juga sama dengan ayah dan ibu, lupa kalau hari ini Ririn sedang berulang tahun. “Kok dari tadi cemberut terus sih?” tanya Kak Alam di sela-sela perjalanan. Mereka harus jalan kaki selama 15 menit untuk sampai ke sekolah. Ririn penasaran dengan kak Alam. Masa ia benar-benar lupa dengan hari ulang tahun adiknya sendiri?
“Ini hari apa ya, Ka?” Ririn ingin menguji ingatan kakaknya.
“Ini hari senin, makanya kita pakai seragam putih-merah.” jawab kak Alam santai.
Huuffthh... Ririn menghela napas. “Tuh, kan? Kak Alam lupa dengan hari ulang tahunku” sahut Ririn kesal. Lalu, Ririn memilih diam sambil berjalan menunduk menuju sekolah. Tapi, baru beberapa langkah, tiba-tiba saja mata Ririn yang bulat, besar, kini bertambah besar saat melihat sesuatu di jalan. Ia seperti menemukan sebuah benda harta karun.
Ririn jadi lupa dengan kekesalannya, kemudian ia menanyakan hal itu pada kak Alam, “Itu apa, Ka?” Baru kali ini Ririn melihatnya, bentuknya bulat, atasnya pipih, warnanya hijau tua kecoklatan.
“Itu kotoran kerbau, Rin. Hahaha...” Kak Alam tertawa sambil memegangi perutnya. Habisnya Ririn lucu, sih... masa tidak tahu bentuk kotoran kerbau?
Ririn masih belum percaya, “Memang kotoran kerbau sebesar itu ya, Ka? bentuknya seperti kue ulang tahun. Aku pikir kotoran kerbau itu ukurannya sama seperti kotoran kambing, bulat kecil-kecil.”
Kue ulang tahun? Ahaaa! Ririn jadi punya ide agar kak Alam ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Sekalian menjahili kak Alam, hihihi... Ririn jadi senyum-senyum sendiri deh dengan ide jahil yang ada di pikirannya.
Kak Alam merasa aneh dengan tingkah Ririn yang tiba-tiba saja bersemangat memunguti kerikil-kerikil kecil dan tiga buah sedotan yang berserakan di jalan. “Pegang ini, Ka” Ririn menyuruh kak Alam untuk memegang tiga buah sedotan. Kemudian, ia menghias kotoran kerbau tersebut dengan kerikil yang tadi dipungutnya. “Anggap ini buah cherry ya, Ka”
“Ih... kamu jorok, Rin. Kotorannya bau tahu, jangan dekat-dekat!” sahut kak Alam sambil menutup hidung dengan kedua tangannya.
“Kotorannya udah kering, jadi enggak bau. Nah, sekarang giliran Kakak. Ayo, tancapkan tiga buah sedotan di atas kotoran itu” Ririn senyum-senyum sendiri. Ririn tahu kak Alam tidak suka dengan sesuatu yang kotor dan bau, karena ia sangat menyukai kebersihan. Tadinya, Kak Alam menolak keinginan Ririn, tapi jika tidak dituruti, maka Ririn akan mogok berangkat ke sekolah.
Slup! Slup! Slup! Akhirnya, tiga buah sedotan pun tertancap di atas kotoran itu. Kak Alam menancapkannya sambil menutupi hidung dengan tangan kanannya. Kemudian terdengar nyanyian selamat ulang tahun yang dinyanyikan oleh Ririn. Kak Alam menjadi terharu, tapi ia berusaha untuk menutupinya dan pura-pura lupa.
“Aduh, Rin.. ini kan kotoran kerbau, bukan kue ulang tahun” kata Kak Alam mengingatkan. Ririn jadi putus asa, ternyata Kak Alam benar-benar tidak ingat dengan hari ulang tahunnya.
**
Sesampainya di kelas, tidak ada seorangpun yang ingat bahwa hari ini Ririn sedang berulang tahun. Tak ada teman yang mengucapkan selamat kepadanya, termasuk Lussy dan Vivi, sahabat Ririn. Ririn jadi ingat dengan majalah tante Devy yang pernah dibacanya. Katanya, di dunia ini ada penyakit lupa ingatan, namanya amnesia. “Mengapa semua orang mendadak lupa dengan hari ulang tahunku? Wah, jangan-jangan mereka semua amnesia.” tebak Ririn dalam hati.
Hari itu, Ririn jadi tidak fokus dengan pelajaran yang diajarkan oleh bu guru, karena ia sedih. Semua orang jadi mendadak amnesia di hari ulang tahunnya. Ririn tidak mengharapkan hadiah, tapi ia sangat mengharapkan ucapan selamat ulang tahun dari orang-orang yang disayanginya.
Bel tanda pulang pun berbunyi. Hari ini Ririn ada jadwal piket membersihkan kelas. Jadi, pulangnya agak telat. Ia terpaksa harus pulang sendirian, karena Kak Alam mau mengerjakan tugas kelompok di rumah temannya, sedangkan Lussy dan Vivi harus pulang cepat karena ada jadwal les menari tradional di rumahnya Bu Ratih. ”Setahuku, Vivi dan Lussy tidak suka menari. Mengapa tiba-tiba mereka jadi ikut les menari?” Ririn menggerutu kesal.
Matahari sudah sangat terik ketika Ririn sudah selesai membersihkan salah satu deretan bangku kelas. Ririn pamit pada Didit, Ajeng, Indra, dan Dea yang mendapatkan jadwal piket di hari Senin juga.
Ririn mempercepat langkah kakinya. Setibanya di rumah, Ririn mengucapkan salam, ternyata pintu rumah tidak dikunci. “Mungkin ibu sedang pergi ke rumah tetangga sebelah,” pikir Ririn.
Ririn ingin mengganti pakaian dan beristirahat di kamarnya. Tapi, tiba-tiba saja ia terkejut saat membuka pintu kamarnya. Terdengar suara ayah, ibu, kak Alam, Lussy dan Vivi, “Selamat ulang tahun, Ririn!” seru mereka kompak. Ayah membawa sebuah kue ulang tahun, di tengahnya ada lilin berangka sembilan.
Ririn tersenyum haru, air matanya menetes. Ibu memeluk Ririn. “Maaf ya, Bu.. aku sudah berprasangka buruk. Aku pikir kalian semua mengidap penyakit amnesia, jadi tidak ingat dengan hari ulang tahunku” kata Ririn. Semuanya tertawa saat mendengar perkataan Ririn.
“Kami hanya pura-pura lupa,” kata Ayah.
“Rin, kue ulang tahunnya ditukar dengan kotoran kerbau aja ya? kan bentuknya sama” goda Kak Alam.
“Enggak mau, itu buat Kakak aja!” Ledek Ririn sambil menjulurkan lidahnya. Kemudian, mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan mengucapkan selamat sambil memberikan hadiah untuk Ririn. Wah, sebenarnya ucapan selamat ulang tahun saja sudah cukup untuk Ririn, tapi kalau ada kue dan hadiah itu namanya bonus!
No comments:
Post a Comment