Thursday, October 10, 2013

(Bukan) Menjadi Guru Palsu

Saya memiliki pengalaman baru yang menegangkan, karena saya harus terjun langsung ke lapangan untuk menjadi seorang guru. Bukan guru palsu, tetapi harus (mendapatkan ruh) guru sungguhan agar tidak terlihat imitasi. Oleh sebab itu, penampilan, sikap, cara bicara sudah selayaknya seperti seorang guru. Maaf, maksud saya menuju menjadi seorang guru (sejati). Meskipun nanti ketika sampai di gerbang kelulusan pilihan profesi itu beraneka ragam. Namun, untuk saat ini kemampuan menjadi seorang guru amat diperlukan bukan karena ingin lulus SKS semata, tapi lebih kepada kebutuhan dan sebuah pengalaman.
Ketika saya menyelaminya, saya menjadi tahu bahwa menjadi seorang guru sama halnya menjadi seorang seniman. Namun, dalam konteks ini kanvas seorang guru adalah murid yang akan dilukis sesuai dengan warna yang dipilih, bukan warna yang disukai. Mengapa? Karena guru adalah seorang seniman yang mempunyai aturan. **

No comments: